Permintaan Domba Garut saat ini kian meningkat. Hal ini tentu menarik
untuk mengembangbiakkannya. Domba Garut memiliki potensi pasar yang
luas. Potensi pasar terbesar pertama adalah hewan ternak Domba Garut
untuk memenuhi kebutuhan tahunan ibadah kurban. Kemudian menyusul
kebutuhan konsumsi daging harian untuk rumah tangga, restoran dan warung
sate. Selanjutnya adalah kebutuhan aqiqah, dan terakhir adalah penghobi
yang selalu mencari bibit Domba Garut jantan unggulan.
Menurut An An Nurmeidiansyah, pengurus HPDKI (Himpunan Peternak Domba
dan Kambing Indonesia), Domba Garut berbeda dengan domba lainnya, yang
antara lain bisa dilihat dari bentuk fisiknya. Secara umum, domba garut
memiliki badan kekar, bobot badan yang cenderung tambun, bulu yang
bersih, dan tanduk yang besar.
Salah satu peternak Domba Garut profesional adalah Agus Ramada,
pengusaha asal Bekasi yang mengelola usaha keluarga di Bandung. Seperti
dituturkan Agus, pada awalnya budidaya Domba Garut yang telah menginjak
tahun ketiga itu bukan kesengajaan, tetapi disebabkan agrobisnis orang
tuanya yang membutuhkan pupuk dalam jumlah besar. Pasalnya, lahan seluas
7 Ha yang dibeli secara bertahap sebagai investasi menjelang pensiun
untuk ditanami pohon jati, mahoni, kemiri, kopi dan vanili itu berupa
bukit berlahan tandus.
Namun, dikatakan pula, di samping ‘faktor kecelakaan’, pilihan
beternak domba tidak sekadar untuk mendapatkan pupuk kandang. Pengamatan
terhadap peluang pasar juga menjadi pertimbangan. Pemeliharaan Domba
Garut menurut Agus relatif mudah, kasarnya tinggal diberi rumput dari
lingkungan sekitar maka ternak sudah cukup mendapatkan pakan. Walaupun
perlu dilakukan perawatan kebersihan dan kesehatannya, akan tetapi tidak
serepot mengurus sapi perah, umpamanya. Domba Garut juga memiliki
tingkat produktivitas cukup tinggi. Indukan domba betina dapat
melahirkan anakan 3 kali tiap dua tahun, dengan rata-rata 2 ekor anak
domba setiap kali melahirkan.
Bagi yang tertarik, bisa memulainya dengan memiliki indukan. Harga
induk betina berkisar Rp 1-5 juta per ekor. Kita bisa mendapat harga
lebih murah setelah Idul Qurban. Harga per ekornya bisa hanya Rp1 Juta
bahkan kurang.
Bagi mereka yang sibuk dengan pekerjaan, namun berminat untuk
menggeluti usaha ini jangan khawatir. Anda bisa menitip ke masyarakat
sekitar atau santri yang ada di daerah Garut dengan sistem bagi hasil.
Jadi, kalau sudah tiba saatnya panen dan melahirkan, dua ekor domba
dibagi dua, satu untuk pengelola dan satu untuk pemilik.
Harga per ekor domba yang baru dilahirkan lumayan mahal, berkisar
antara Rp500 ribu hingga Rp1 juta, tergantung dari kualitas domba itu
sendiri. Bagaimana, Anda berminat berbisnis Domba Garut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar