Jumat, 13 Desember 2013
Khasiat daging Domba
Daging domba maupun ginjal domba merupakan makanan haroroh (panas), tetapi sebagian orang klasik menganggap ginjalnya lebih menghangatkan daripada dagingnya. Dan keduanya baik untuk memerangi ke-LEMBAPAN, dan masuk angin, serta membantu memperkuat Haroroh, energi vital, dan darah. Ginjal dan daging domba juga dipercaya membantu ginjal sehingga direkomendasikan bagi penderita telinga denging, ketulian, impotensi, ataupun gangguan saluran kemih. Semua itu terkait dgn energi ginjal. Daging domba dianggap lebih menghangatkan lambu dan limpa serta berguna bagi diare dan masuk angin.
Daging domba mengatasi lembab dimana lembab melemahkan limpa sementara limpa organ yg mengendalikan otot, juga mengharmoniskan hati-limpa sehingga mengusir angin dan hati organ yg menguasai tendon. Jadi daging domba bermanfaat untuk menguatkan otot dan tendon sementara organ vital pria kuat dan tidaknya bergantung otot dan tendon. Dan juga panasnya domba mampu membakar lemak, maupun diabet akibat menumpuknya gula darah karena tidak tercerna oleh limpa yg lemah.
Kamis, 12 Desember 2013
Rabu, 11 Desember 2013
Mari Berternak Domba Garut
Permintaan Domba Garut saat ini kian meningkat. Hal ini tentu menarik
untuk mengembangbiakkannya. Domba Garut memiliki potensi pasar yang
luas. Potensi pasar terbesar pertama adalah hewan ternak Domba Garut
untuk memenuhi kebutuhan tahunan ibadah kurban. Kemudian menyusul
kebutuhan konsumsi daging harian untuk rumah tangga, restoran dan warung
sate. Selanjutnya adalah kebutuhan aqiqah, dan terakhir adalah penghobi
yang selalu mencari bibit Domba Garut jantan unggulan.
Menurut An An Nurmeidiansyah, pengurus HPDKI (Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia), Domba Garut berbeda dengan domba lainnya, yang antara lain bisa dilihat dari bentuk fisiknya. Secara umum, domba garut memiliki badan kekar, bobot badan yang cenderung tambun, bulu yang bersih, dan tanduk yang besar.
Salah satu peternak Domba Garut profesional adalah Agus Ramada, pengusaha asal Bekasi yang mengelola usaha keluarga di Bandung. Seperti dituturkan Agus, pada awalnya budidaya Domba Garut yang telah menginjak tahun ketiga itu bukan kesengajaan, tetapi disebabkan agrobisnis orang tuanya yang membutuhkan pupuk dalam jumlah besar. Pasalnya, lahan seluas 7 Ha yang dibeli secara bertahap sebagai investasi menjelang pensiun untuk ditanami pohon jati, mahoni, kemiri, kopi dan vanili itu berupa bukit berlahan tandus.
Namun, dikatakan pula, di samping ‘faktor kecelakaan’, pilihan beternak domba tidak sekadar untuk mendapatkan pupuk kandang. Pengamatan terhadap peluang pasar juga menjadi pertimbangan. Pemeliharaan Domba Garut menurut Agus relatif mudah, kasarnya tinggal diberi rumput dari lingkungan sekitar maka ternak sudah cukup mendapatkan pakan. Walaupun perlu dilakukan perawatan kebersihan dan kesehatannya, akan tetapi tidak serepot mengurus sapi perah, umpamanya. Domba Garut juga memiliki tingkat produktivitas cukup tinggi. Indukan domba betina dapat melahirkan anakan 3 kali tiap dua tahun, dengan rata-rata 2 ekor anak domba setiap kali melahirkan.
Bagi yang tertarik, bisa memulainya dengan memiliki indukan. Harga induk betina berkisar Rp 1-5 juta per ekor. Kita bisa mendapat harga lebih murah setelah Idul Qurban. Harga per ekornya bisa hanya Rp1 Juta bahkan kurang.
Bagi mereka yang sibuk dengan pekerjaan, namun berminat untuk menggeluti usaha ini jangan khawatir. Anda bisa menitip ke masyarakat sekitar atau santri yang ada di daerah Garut dengan sistem bagi hasil. Jadi, kalau sudah tiba saatnya panen dan melahirkan, dua ekor domba dibagi dua, satu untuk pengelola dan satu untuk pemilik.
Harga per ekor domba yang baru dilahirkan lumayan mahal, berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp1 juta, tergantung dari kualitas domba itu sendiri. Bagaimana, Anda berminat berbisnis Domba Garut?
Menurut An An Nurmeidiansyah, pengurus HPDKI (Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia), Domba Garut berbeda dengan domba lainnya, yang antara lain bisa dilihat dari bentuk fisiknya. Secara umum, domba garut memiliki badan kekar, bobot badan yang cenderung tambun, bulu yang bersih, dan tanduk yang besar.
Salah satu peternak Domba Garut profesional adalah Agus Ramada, pengusaha asal Bekasi yang mengelola usaha keluarga di Bandung. Seperti dituturkan Agus, pada awalnya budidaya Domba Garut yang telah menginjak tahun ketiga itu bukan kesengajaan, tetapi disebabkan agrobisnis orang tuanya yang membutuhkan pupuk dalam jumlah besar. Pasalnya, lahan seluas 7 Ha yang dibeli secara bertahap sebagai investasi menjelang pensiun untuk ditanami pohon jati, mahoni, kemiri, kopi dan vanili itu berupa bukit berlahan tandus.
Namun, dikatakan pula, di samping ‘faktor kecelakaan’, pilihan beternak domba tidak sekadar untuk mendapatkan pupuk kandang. Pengamatan terhadap peluang pasar juga menjadi pertimbangan. Pemeliharaan Domba Garut menurut Agus relatif mudah, kasarnya tinggal diberi rumput dari lingkungan sekitar maka ternak sudah cukup mendapatkan pakan. Walaupun perlu dilakukan perawatan kebersihan dan kesehatannya, akan tetapi tidak serepot mengurus sapi perah, umpamanya. Domba Garut juga memiliki tingkat produktivitas cukup tinggi. Indukan domba betina dapat melahirkan anakan 3 kali tiap dua tahun, dengan rata-rata 2 ekor anak domba setiap kali melahirkan.
Bagi yang tertarik, bisa memulainya dengan memiliki indukan. Harga induk betina berkisar Rp 1-5 juta per ekor. Kita bisa mendapat harga lebih murah setelah Idul Qurban. Harga per ekornya bisa hanya Rp1 Juta bahkan kurang.
Bagi mereka yang sibuk dengan pekerjaan, namun berminat untuk menggeluti usaha ini jangan khawatir. Anda bisa menitip ke masyarakat sekitar atau santri yang ada di daerah Garut dengan sistem bagi hasil. Jadi, kalau sudah tiba saatnya panen dan melahirkan, dua ekor domba dibagi dua, satu untuk pengelola dan satu untuk pemilik.
Harga per ekor domba yang baru dilahirkan lumayan mahal, berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp1 juta, tergantung dari kualitas domba itu sendiri. Bagaimana, Anda berminat berbisnis Domba Garut?
Langganan:
Postingan (Atom)